Anak Seperti Daud, Orangtua Seperti Adam: Hadiah Usia dan Tiga Sifat Warisan Manusia
Episode kesepuluh dari Hikayat Podcast membahas sebuah riwayat hadis sahih (Tirmidzi) yang jarang diceritakan: kisah Nabi Adam عليه السلام di akhir usianya. Kisah ini mengajarkan tentang cinta kasih seorang ayah kepada keturunan yang bahkan belum ia temui, serta mengungkap tiga sifat fundamental yang diwarisi oleh seluruh anak cucu Adam hingga hari kiamat.
1. Cahaya di Kening: Tanda Fitrah Keturunan Adam
Dikisahkan bahwa ketika Allah ﷻ menciptakan Nabi Adam عليه السلام , Allah ﷻ mengusap punggung (tulang sulbi) Adam, dan dari sana keluarlah seluruh keturunan Adam hingga akhir zaman.
Adam terkejut melihat jutaan keturunannya. Dalam hadis disebutkan bahwa setiap anak Adam memiliki tanda berupa cahaya yang terpancar di antara kedua matanya (di kening). Cahaya ini melambangkan fitrah (kesucian) yang dibawa oleh setiap manusia saat dilahirkan.
Dari sekian banyak keturunan, Adam melihat satu sosok yang cahayanya paling terang dan cemerlang. Ketika ia bertanya, Allah ﷻ menjawab bahwa itu adalah Nabi Daud عليه السلام , yang kelak akan memiliki cahaya istimewa.
Pelajaran untuk Orang Tua: Kisah ini mengajarkan bahwa orang tua harus memiliki kepekaan untuk mengenali cahaya pada wajah anaknya. Cahaya atau “air muka” adalah indikator kondisi batin dan spiritual anak—apakah ia sedang terang benderang atau sedang redup karena masalah atau dosa.
2. Hadiah Paling Mahal dari Seorang Ayah: 40 Tahun Usia
Nabi Adam عليه السلام terpesona oleh cahaya Nabi Daud عليه السلام dan bertanya tentang usia Daud. Allah ﷻ menjawab usia yang ditetapkan untuk Daud adalah 60 tahun. Adam lalu meminta kepada Allah ﷻ:
“Ya Allah , tambahkan usianya 40 tahun. Ambil dari usiaku.”
Nabi Adam عليه السلام, yang ditetapkan berumur 1000 tahun, dengan tulus ikhlas menghadiahkan 40 tahun dari umurnya untuk Nabi Daud عليه السلام sehingga usia Daud menjadi 100 tahun dan usia Adam menjadi 960 tahun.
Pesan Kunci: Hadiah terbesar yang dapat diberikan orang tua bukanlah materi, melainkan waktu dan pengorbanan hidup. Seorang orang tua sejati rela memberikan tenaga, waktu, bahkan sebagian hidupnya demi kebaikan generasi berikutnya.
3. Tiga Sifat Warisan Manusia Sejak Nabi Adam
Ketika Malaikat Maut datang untuk mencabut nyawa Nabi Adam عليه السلام pada usia 960 tahun, Adam sempat merasa keberatan dan berkata bahwa ia masih mempunyai 40 tahun lagi. Malaikat Maut mengingatkan bahwa Adam telah menghadiahkan 40 tahun itu kepada Nabi Daud عليه السلام; Adam pun teringat dan menerima takdirnya.
Dari kisah ini, terungkap tiga sifat dasar yang diwarisi oleh anak cucu Adam:
- Suka Membantah (Bantah): Seperti Nabi Adam عليه السلام yang sempat membantah Malaikat Maut, manusia cenderung mempertanyakan ketentuan dan sering bersikap tidak puas.
- Bersifat Pelupa (Lupa): Nabi Adam عليه السلام lupa akan perjanjian pemberian usia yang dibuatnya sendiri. Karena itu manusia dianjurkan mendokumentasikan perjanjian penting—lisan mudah dilupakan.
- Suka Bersalah (Khathī’ah): Kesalahan dan khilaf adalah bagian dari sifat anak Adam; manusia tidak lepas dari dosa dan perlu terus bertaubat.
Ketiga sifat ini mengingatkan bahwa cerminan anak adalah cerminan orang tua. Jika ingin melahirkan generasi baik, orang tua harus memperbaiki diri terlebih dahulu sehingga kebaikanlah yang diwariskan.
Penutup: Menyiapkan Cahaya untuk Esok
Hidup ibarat senja yang pasti berganti menjadi malam. Tugas utama setiap individu—terutama orang tua—adalah memastikan bahwa ketika malam tiba, telah ada cahaya yang disiapkan untuk generasi berikutnya agar mereka dapat menyongsong pagi dengan terang yang lebih baik.
Tonton video lengkapnya: Anak Seperti Daud, Orangtua Seperti Adam — Episode 10 Hikayat Podcast
 
                 
                 
                                     
                                    
Maa Syaa Allah, Tabarakallah Abah.
Jazakallahu khair