Dari “Aku dan Kamu” Menjadi “Kita”
Podcast ini membahas permasalahan umum dalam rumah tangga modern: kegagalan pasangan untuk menjadi zauj (pasangan sejati) sehingga sering berujung konflik atau perceraian.
1. Kegagalan Menjadi “Kita”
Banyak pasangan yang tinggal serumah dan sekamar, tetapi secara emosional dan spiritual tetap berjarak. Konflik kecil — misalnya suami pulang kerja tidak disambut hangat — dapat membesar karena kurangnya chemistry atau rasa kepemilikan sebagai tim.
Menurut Ustadz Budi Ashari, masalah ini dapat dipahami dari terminologi Al-Qur’an tentang pasangan.
2. Memahami Istilah Zauj dan Imroah
Al-Qur’an memakai dua istilah berbeda untuk merujuk pada wanita dalam konteks pernikahan. Perbedaannya bersifat filosofis:
زَوْج (Zauj — Pasangan Sejati)
Kata zauj dipakai untuk menandakan kemitraan sejati dan kesetaraan. Pasangan yang menjadi zauj saling mengingat jasa dan kebaikan satu sama lain.
وَلَا تَنسَوُ الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ
“Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu.”
(Rujukan teks: konteks ayat yang mengingatkan agar saling menghargai)
ٱمْرَأَة (Imroah — Istri/Wanita)
Kata imroah digunakan saat hubungan mengalami kegagalan atau ketidaksempurnaan, terutama soal visi keimanan atau tujuan rumah tangga. Contoh tokoh dalam Al-Qur’an:
- Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth (yang tidak beriman).
- Istri Fir’aun — walaupun salehah, ia tidak sejalan dengan visi suaminya.
- Istri Nabi Zakariya disebut imroah saat beliau mandul, namun ketika Allah mengabulkan doanya dan beliau dianugerahi Nabi Yahya, status istrinya kembali ke zauj:
وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥ
“Dan Kami perbaiki untuknya istrinya (menjadi pasangan sejati).” — QS. Al-Anbiya: 90
3. Filosofi Pasangan (Zauj) dalam Ciptaan
Konsep zauj tidak hanya berlaku pada manusia, tetapi juga pada alam semesta: siang-malam, langit-bumi, dan lain-lain. Segala sesuatu selain Allah diciptakan berpasang-pasangan untuk menciptakan keseimbangan.
وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).” — QS. Az-Zariyat: 49
Ilustrasi: Sepasang Sendal
Analoginya: pasangan sejati ibarat sepasang sendal. Untuk nyaman dipakai, sendal harus:
- Berbeda (kiri & kanan) — perbedaan karakter yang saling melengkapi menciptakan harmoni.
- Sama ukuran / frekuensi — meski berbeda, pasangan harus ‘sejalan’ dalam ritme dan tujuan.
4. Tiga Rahasia Menjadi Zauj Sejati
Berdasarkan kisah Nabi Zakariya, Al-Qur’an menekankan tiga komitmen agar suami-istri menjadi pasangan sejati:
- يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ — Berlomba-lomba dalam kebaikan; mengejar kebaikan bersama menciptakan chemistry.
- يَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا — Berdoa dengan penuh harap dan takut; menjaga keseimbangan spiritual.
- وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ — Menjadi orang yang khusyuk; tunduk dan patuh pada petunjuk Allah.
(QS. Al-Anbiya: 90 — konteks penegasan komitmen spiritual dan sosial dalam berkeluarga)
Tonton Selengkapnya :
Belum ada yang komen nih..